FASE PERKEMBANGAN MI MA’ARIF DESA KEJI

Fase IFase pertama adalah fase pembentukan wadah pembelajaran agama bagi anak-anak di desa Keji. Pada fase ini wadah pendidikan yang ada belum terbentuk menjadi madrasah akan tetapi hanya kelompok belajar agama yang di asuh oleh tokoh-tokoh agama desa (Bp. Damsuki, Bp. Damjuri Dll). Adapun kurikulum pembelajaran yang digunakan hamper sama dengan kurikulum pembelajaran di pondok pesantren. Fase ini berkisar antara tahun 1960-1968.

Fase II

Fase kedua adalah fase pembentukan kelompok belajar menjadi madrasah atau pendidikan formal di bawah naungan DEPAG (Departemen Agama). Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam kebijakan MWB (Madrasah Wajib Belajar) pada tahun 1969 memberi angina perubahan bagi kelompok belajar di desa Keji. Kebijakan tersebut mendorong masyarakat untuk membuat wadah pendidikan yang layak bagi generasi penerus secara material maupun immaterial.

Pada tahun 1969 masyarakat berbondong-bondong menggempur tanah lereng untuk dijadikan gedung sekolahan. Tidak hanya itu saja masyarakat berpartisipasi mencarikan tenaga pengajar untuk mengampu pendidikan yang baru saja berdiri.

Fase III

Pada fase ini MWB (Madrasah Wajib Belajar) berganti nama menjadi menjadi MI Ma’arif desa Keji pad tahun 1973. Di tahun ini MI Ma’arif desa Keji berada mejadi lembaga pendidikan formal berada di bawah naungan Depag seperti MI-MI lain. Adapun kata Ma’arif yang tertoreh di belakang kata MI adalah untuk memeberikan tanda bahwa MI di desa Keji adalah MI yang juga berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Nahdhotul Ulama’ .

Fase IV

Fase ini terhitung sejak tahun 2005 sampai sekarang. Pada fase ini MI Ma’arif desa Keji menjadi MI unggulan dengan berbagai program yang ditawarkan pada khlayak umum, diantaranya unggulannya adalah ;

• Program pembelajaran PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif Dan Menyenangkan)
• Program pendidikan AUTIS, yaitu program pendidikan bagi siswa-siswa yang mengalami keterbelakangan mental.
• Program pengembangan wacana pustaka yaitu dengan menyajikan seribu buku bagi siswa didik masyarakat. Saat ini perpustakaan MI Ma’arif desa Keji menjadi perpustakaan masyarakat.
• Program pengembangan Ilmu Technologhy. Yaitu dilaksanakanya pengembangan pembelajaran menggunakan internet.
• Program jurnalistik, yaitu program pembelajarn tulis-menulis untuk siswa.
• Program pengembangan bahasa Arab dan Inggris dengan mendatangkan guru pendamping dari luar negeri.
• Penyelenggaran ekstrakulikuler yang meliputi ekstra bela diri, ekstra pramuka, dan ekstra renang.

Beberapa fase di atas adalah fase perkembangan MI Ma’arif desa Keji dari awal hingga hari ini. Fase tersebut belum cukup untuk mewakili fase-fase yang sesungguhnya terjadi, akan tetapi harapan kami semoga dengan dengan pembagian fase di atas dapat memberikan gambaran singkat untuk penelitian lebih lanjut bagi MI Ma’arif Desa Keji ke depan.