Oleh Nanda (Siswa Kelas IV)
MI MA’ARIF (+) DESA KEJI
Pada suatu hari masyarakat di pelosok desa mengadakan tasyakuran. Masyarakat berburu kehutan untuk mencarai binatang buruan. Dagingnya untuk dimasak buat syukuran desa, setelah satu hari berburu di hutan belum juga warga mendapatkan buruan. Mereka semua lelah dan beristirahat di bawah pohon. Setelah beristirahat cukup lama, salah seorang warga menyambarkan parang ke akar pohon besar, ternyata akar itu mengeluarkan getah berwarna merah. Ternyata itu bukan getah, melainkan darah, darah itu darah ular. Ternyata ular itu adalah jelmaan dari Baru Klinting yang sedang bertapa. Oleh masyarakat daging itu di potong-potong di bawa pulang ke desa dan di bagi-bagi ke semua warga untuk masak. Tapi ada seorang nenek tua yang tidak di beri daging itu oleh warga. Dan ke esokan harinya desa itu kedatangan seorang anak laki-laki yang kerdil dan meminta makan daging kepada warga tapi tidak di kasih. Dia telah keliling desa tapi tidak ada seorang waragapun yang memberi dia makan, sedangkan nenek itu memberinya makan,
“Nenek tidak mempunyai daging, hanya punya nasi dan garam” …nenk tidak di kasih daging leh warga, kata nenek sambil tertegun-tegun.
Setelah makan, anak itu berpamitan kepada nenek. Dia mengucakan terimakasih dan berpesan kepada nenek “ nanti kalau ada kejadian aneh, nenek itu di suruh menyiapkan lumbung padi dan entong”. Kemudian anak itu pulang ke pelataran warga.
Sesampainya di pelataran warga, anak itu membuat sayembara “ bagi siapa saja yang dapat mencabut lidi yang aku tancapkan ini, akan aku beri hadiah” . semua warga menghina dan melecehkan anak itu. Ternyata tidak ada seseorang warga pun yang dapat mencabutnya, dan lidi itu di cabut oleh anak itu sendiri. Ternayata dari lubang lidi tersebut mengeluarkan air yang sangat deras. Semakin lama desa tersebut terendam air, semua warga mati tenggelam dan yang selamat hanya nenk tua itu. Dia selamat karena menggunakan lumbung itu yang digunakan menjadi perahu, sedangkan entongnya untuk mendayung perahu.
Semua warga tenggelam, desapun ikut tenggelam, sedangkan lidi yang ditancapkan oleh anak tadi menjadi gunung KENDALI SODO.Anak yang kerdil tersebut ternyata jelmaan ular yang bernama Baru Klinting. Kemudian desa tersebut dinamaiRAWA PENING
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !