MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) MA'ARIF KEJI BERWAWASAN GLOBAL BERAKHLAQ SALAFY VISI TERWUJUDNYA GENERASI YANG BERTAQWA KEPADA ALLAH SWT. UNGGUL DALAM ILMU, KREATIF DAN BERBUDAYA Volunteer Part 2 - MI KEJI
Headlines News :
Home » » Volunteer Part 2

Volunteer Part 2

Written By Madrasah Ibtidaiyah Ma'arif Desa Keji on Rabu, 05 Maret 2014 | 07.54



Episode 2
                Inilah episode ke 2 cerita saya. lanjutkan saja yaa. Saya masih ingat betul ketika itu saya sedang libur semester, saat berkunjung ke rumah pakde (yang juga salah satu pengurus MI Keji) saya ditawari untuk membantu mengajar di MI. Saya mengiyakan tawaran itu karena ingin mengisi liburan dengan kegiatan yang baru, aksesnya pun mudah untuk dijangkau, lokasinya dekat dengan rumah pakde saya.
                Pada hari pertama saya datang ke MI Keji, saya tersanjung dengan sambutan dari guru-guru dan para siswa yang menyambut dengan senyuman yang manis (ahayy). Kesan saya adalah saya pasti bisa betah disini. Banyak cerita di madrasah ini, pertama kali saya masuk kelas yang saya rasakan adalah canggung luar biasa. Biasanya saya berbicara di depan mahasiswa, nah kali ini harus menghadapi anak-anak kecil yang super ribut dan bandel. Harus bisa menarik perhatian mereka, tapi saya gak tau gimana teknik megajar anak seusia SD (biasanya Cuma ngurusi ikan, pancingh dan jaring sih).
                Tapi disini saya cepat akrab dengan siswa-siswi, tidak begitu susah sebenarnya untuk mendekati anak. Di masing-masing kelas ada kesan dan kenangan mesing-masing. Di kelas 1 jujur saya sangat kewalahan, ya bayangkan saja jika waktu pelajaran ada 7 anak yang nangis, gara-gara berantem dan dendam maupun yang Cuma mengisengi temannya. Yah, namanya juga baru kelas 1 pasti belum mengerti kenapa mereka harus sekolah, dan mereka harus bagaimana di sekolah. Tapi anak-anak MI Keji manis-manis banget, masih kecil-kecil. Jadi teringat masa SD, apa dulu saya juga sekecil itu yaa, hehe. Terkadang tingkah mereka sangat menyebalkan, tapi ngangeni. Anak-anak masih polos banget.
                Tapi ada satu hal yang sangat saya ingat di kelas 1. Waktu itu pelajaran Bahasa Inggris seperti biasanya. Ketika saya menjelaskan siswa yang bernama Arjuna Nantes (panggil saja Nantes) tiba-tiba nyeletuk, begini “Bu, kok masih kaya anak SMP?”. Hahh, ada lagi yang bilang kaya gitu, padahal saya sensitif dengan kata-kata seperti itu. Sudah berusaha serius untuk berpenampilan anggun, tapi masih ada saja yang bilang anak SMP, dari orang yang kenalan dijalan, murid, sampai pak lurah pun juga bilang “oh sudah kuliah to mbak, saya kira masih SMP, hehe” (dengan wajah tanpa dosa). Apa mungkin saya memang masih imut dan lucu seumuran anak SMP, haha. Tapi ya sudahlah, Nantes masih anak-anak, hehe. Sakhi, rahma, zulfa, nasywa, sofa, devi, titis, hana, gita, sobri nantes, iqbal, zaki eka, zaki maulana, ilham, galang, dias, razes.
                Di kelas 2 saya berasa artis saja, hehe, karena ketika saya mengajar saya banyak mendapat surat cinta dari anak-anak kelas 2. Sampai sekarang pun masih saya simpan surat-surat dari mereka. Ngangeni banget, padahal di surat itu mereka bilang “Bu, ngajar di kelas 2 terus aja ya, jangan pindah dari sini,”, pasti mereka juga kangen sama saya, hehe. Tingkah anak-anak memang agak alay kalo aku bilang, saya sudah seperti artis, pada minta tanda tangan, nomer telpon, alamat dan pertanyaan-pertanyaan lain. Ada juga satu anak yang tidak pernah memanggil saya dengan nama saya, tapi dia memanggil saya dengan “Bu Falaa”, Bu Fala itu guru Bahasa Inggris yang dulu, padahal yaa beda jauh kalo sama Bu Fala, dia kan cantik, hehe. Citra, fara, desti, nada, farissa, siti, almas, ana, viki, rahma, levi, adib, dipa, farel, reihan, mulk, faisal, fathul, ridho, drian.
                Karena kelas 3 itu kelas yang paling pendiam dan siswanya pun lebih anteng dan kalem, saya merasa lebih bisa menguasai kelas. Dan kelas 3 adalah kelas yang paling tenang, meskipun tetap ada sedikit kejailan dari anak-anak. Anak-anak kelas 3 juga manis-manis dan rajin, antusianya TOP. Yang peling sering saya goda di kelas 3 itu Anam dan Rama, karena Rama agak sedikit ngondek gitu, jadi lucu banget. Anam, rama, guntur, imam, ahnaf, luthfi, rio, tegar, diva, syifa, izza, bulan, salsa, nanda, afa, kania,
                Lain lagi kelas 4, mereka sudah lebih faham, lebih usil dan jail. Di kelas ini cukup antusias dan aktif, tapi usilnya masyaAllah, jarang ada yang tidak bersuara di kelas ini karena semuanya gak cewek gak cowok sama saja cerewetnya. Tapi positifnya saya juga bisa lebih dekat dan akrab dengan anak-anak. Veni, nana, rahma, hasna, tio, ade, nafis, nino, vallen, arya, fiana, yahya, hilal, abi, ifan.
                Kalau kelas 5 ini adalah kelas yang paling luar biasa, luar biasa banyak yang bandel. Terkadang mereka membuat jengkel karena gak mau nurut, tapi di kelas 5 juga banyak yang akrab dengan saya. meskipun saya kesulitan mengajar kelas 5 tapi saya tetap bisa akrab dan dekat ketika diluar kelas. Salah satunya dengan si kembar Ridwan dan Edwin, kembar identik, mirip banget sampai sekarang belum bisa membedakan mana yang Ridwan dan mana yang Edwin. Terkadang jika Ridwan yang dipanggil maka yang datang adalah Edwin dan sebaliknya, hampir saja tertipu kalo misalnya tidak ada atribut nama di seragam mereka. Entis, dian, lia, wiwik, tasya, vilda, ridwan, edwin, trio, wicak, aji, putra, nizar, tri, dimas, novan, ifan.
                Yang paling akrab dibandingkan yang lainnya adalah siswa kelas 6. Mungkin karena mereka sudah lebih matang dibandingkan adik-adiknya, hehe. Jumlahnya pun paling sedikit dibndingkan kelas lain. Cindy, ira, isna, desi, ali, noval, iqbal, febri, daniansyah, dani kecil, eko.

                Masih banyak cerita lainnya, tunggu episode-episode selanjutnya yaaa,,,
BERSAMBUNG...

Share this article :

1 komentar:

Popular Posts

LANGUAGE

logo

logo

Statistik blog

 
Support : Creating Website | Mi Ma'arif Keji | Mi Ma'arif Keji
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MI KEJI - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mi Ma'arif Keji